Kamis, 05 Agustus 2010

Belanada Akan Coba Larang Al Qur'an dan Pajak Bagi Wanita Berjilbab


DEN HAAG - Partai Demokratik Kristen (CDP) Belanda setuju untuk berunding dengan Partai Kebebasan, yang dikenal karena pandangan-pandangan yang paling radikal anti-Islam. Sebelumnya, CDA menolak kemungkinan perundingan seperti itu, tetapi sekarang mereka berubah pikiran, lapor agen berita Rusia Blagovest.

Pemimpin CDA Maxime Verhagen mengatakan negosiasi untuk saat ini akan diselenggarakan untuk saling mengenal pandangan satu sama lain. Namun, jika berencana untuk membentuk koalisi antar partai kemudian, menurut Verhagen, Partai Kristen Demokrat akan meminta beberapa syarat kepada Partai Kebebasan.

Seperti yang Verhagen jelaskan, akan perlu klarifikasi isu-isu sengketa yang berkaitan dengan "hubungan antara kedua pihak, prinsip konstitusional dasar negara kita dan hak asasi manusia".


Verhagen mengatakan bahwa CDA tidak akan bekerja di pemerintah, di mana hak-hak ini dilawan.

Perlu diingat bahwa Partai Kebebasan terkenal berkat pemimpinnya, Geert Wilders, yang menyamakan Islam dengan fasisme dan menyerukan pelarangan Alquran di Belanda.

Geert Wilders, Belanda Liberal dan Kristen Demokrat, mengadakan pembicaraan resmi pertama mereka pada hari Senin.

Pemimpin CDA Maxime Verhagen setuju untuk bergabung dengan pembicaraan awal mengenai pembentukan koalisi (anti-Islam) sayap kanan. Tapi dia menegaskan bahwa pemimpin PVV Geert Wilders harus menyerahkan rencananya untuk memperkenalkan pajak bagi muslim yang memakai jilbab, pendaftaran etnis dan larangan al-Qur'an untuk setiap prospek aliansi formal.

Perlu diingat bahwa Wilders sebelumnya telah menciptakan aliansi "apa yang disebut anti-Islam International", yang salah satu tujuan utamanya adalah untuk melarang umat Islam berimigrasi ke negara-negara Barat.

Wilders bertindak dengan slogan "Stop Islam, Pertahankan Kebebasan!". Pembenci Islam ini bersikeras bahwa slogan ini tidak hanya relevan bagi Belanda, tetapi juga bagi seluruh dunia Barat.

Pada pemilihan bulan lalu di Belanda, partai Wilders 'adalah yang ketiga dalam daftar pemenang dan mendapat 24 kursi di parlemen.

Semakin jelaslah kebencian Wilders ini kepada Islam, namun semakin benci ia kepada Islam maka ancaman kematian terhadap dia juga semakin besar. Kenapa ia tidak belajar dari pendahulunya yang juga asal Belanda, seniman Theo van Gogh yang dibunuh seorang pemuda Muslim setelah penghinaannya yang berkali-kali kepada Islam. [muslimdaily.net/kc]

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More